Kualitas konten selain menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam SEO, juga mempengaruhi minat orang untuk membaca konten yang dibuat. Sebagai konten paling dominan, artikel, masih menjadi konten populer di kalangan webmaster. Dengan demikian pada saat ini, para penulis artikel dituntut untuk dapat membuat artikel berualitas.
Tentunya kita tidak ingin membuat sebuah artikel yang tidak laku, karena tidak menarik untuk dibaca dan tidak lolos penyaringan mesin pencari. Untuk itu artikel yang dibuat, perlu dibuat semenarik mungkin dan enak untuk dibaca dan agar lolos dari penyaringan mesin pencari.
Banyak jenis konten yang dapat digunakan untuk mengisi sebuah halaman web, seperti video, gambar, suara (audio) dan tulisan. Namun sampai dengan saat ini penggunaan artikel untuk mengisi website masih sangat banyak dipakai. Selain karena lebih praktis, waktu yang digunakan dalam pembuatannya juga relatif lebih cepat dari pada jenis konten lainnya.
Sebuah artikel yang berkualitas tentunya akan lebih cepat diindeks oleh mesin pencari, daripada artikel yang kualitasnya rendah. Karena saat ini pada mesin pencari, seperti Google atau Bing, sudah dilengkapi dengan tools yang memungkinkan mereka untuk membedakan mana artikel yang berkualitas dengan yang tidak berkualitas.
Agar sebuah artikel dapat lolos dari saringan mesin pencari, atau dapat dinilai sebagai artikel yang berkualitas, setidaknya perlu memenuhi empat kriteria seperti yang disarankan oleh Google, yaitu :
1. Bermanfaat
Sebuah artikel yang berkualitas, selain menarik dan enak dibaca, harus dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Karena pada umumnya, saat orang melakukan pencarian di internet, mereka mencari suatu jawaban atau jalan keluar dari kendala maupun permasalahan yang dihadapinya. Untuk itu artikel yang dibuat harus dapat memberikan sebuah jawaban maupun solusi faktual.
Selain itu, motivasi orang berselancar di dunia maya ada juga yang di dasari untuk mencari hiburan. Dengan demikian, jika sebuah artikel tidak memberikan solusi atau jawaban, maka setidaknya artikel itu dapat menghibur pembacanya.
2. Original, bukan hasil plagiat
Mesin pencari pada saat ini dapat dengan mudah mendeteksi sebuah artikel yang dihasilkan dari menyadur, apalagi mengcopy-paste dari tulisan lain. Bila hal tersebut terjadi, artikel yang dimuat ternyata hasil plagiat, otomatis akan ditandai sebagai konten yang tidak berkualitas oleh mesin pencari. Untuk memeriksa artikel yang kita buat sudah pernah diterbitkan atau belum, kita dapat menggunakan tools yang tersedia di internet untuk melakukan pengecekannya. Misalnya tools gratis yang disediakan Search Engine Report, dapat melakukan pengecekan artikel sampai dengan 2.000 kata, dalam satu kali pengecekan. Alat lain yang menyediakan layanan serupa namun berbayar adalah Copy Scape dan Que Text.
3. Komprehensif
Artikel yang dapat menjawab ataupun memberikan solusi bagi pembacanya, biasanya menguraikan secara rinci dan mendalam permasalahan maupun jawaban dari topik yang dibahasnya. Sehingga kebanyakan artikel-artikel tersebut cukup panjang, biasanya terdiri dari tidak kurang dari 1.000 kata per artikel. Perhatikan grafik di bawah ini, rata-rata panjang artikel yang muncul pada halaman pertama hasil pencarian di Google adalah artikel yang berisikan sekitar 1.900 kata.
Tetapi dengan hal tersebut, bukan berarti kita harus memaksakan membuat sebuah artikel menjadi panjang, dengan memasukkan kata-kata yang bertele-tele. Sebab dengan menggunakan kalimat yang tidak efektif dalam sebuah artikel, bukannya membuat nyaman pembacanya, malah akan membuat pusing orang yang membacanya.
4. Relevan
Selain membahas secara rinci topik yang diangkat, relevansi isi dari sebuah artikel tentunya juga hal yang perlu diperhatikan. Jangan sekali-kali membuat artikel yang panjang namun tidak berbobot yang hanya berisikan pengulangan kata atau kalimat. Karena mesin pencari juga dapat mendeteksi hal tersebut. Gunakan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti, serta bila berhubungan dengan aturan main, periksa terlebih dahulu apakah masih berlaku atau tidak.
Apabila kita mengikuti keempat kaidah di atas, otomatis hasilnya adalah artikel yang berkualitas. Dengan pokok pemikirannya adalah, kita menulis untuk dibaca oleh orang lain, bukan untuk memenuhi kriteria mesin pencari. Karena artikel yang dibuat untuk memenuhi kriteria mesin pencari, belum tentu enak untuk dibaca. Bayangkan sebuah artikel yang berisi keyword berulang-ulang, walaupun isinya bagus, akan terasa janggal saat dibaca.
Algoritma yang tertanam pada mesin pencari saat ini, dapat dengan mudah membedakan kualitas suatu artikel dalam halaman web. Dengan demikian, pada saat membuat sebuah artikel, kita usahakan agar artikel tersebut selain berbobot, penyampaiannya enak, dan menarik untuk dibaca. Untuk itu, ada berapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membuat artikel.
1. Melakukan Riset
Tanpa melalui riset, kemungkinan besar artikel yang dibuat akan menjadi tidak berbobot, bahkan bisa jadi hanya berisikan basa-basi saja. Melakukan riset di sini dapat dilakukan melalui study pustaka ataupun hasil dari pengalaman pribadi yang sudah dapat dibuktikan. Sehingga tidak jarang, sebuah artikel berkualitas akan lebih banyak menghabiskan waktu dalam pembuatannya daripada sebuah artikel biasa. Namun, jika ditinjau dari kaidah SEO, menerbitkan sebuah artikel yang berkualitas, tentunya lebih efektif daripada menerbitkan beberapa artikel yang tidak berkualitas.
2. Menggunakan Bahasa yang Sederhana dan Mudah Dimengerti
Dalam membuat artikel, sampaikan pokok-pokok pikiran secara jelas dalam tiap paragraf yang disusun. Hindari penggunaan istilah-istilah non-teknis yang dapat membingungkan pembaca, karena kita akan membuat artikel bukan cerita fiksi. Dengan demikian, artikel yang dibuat dapat mudah dimengerti oleh yang membacanya.
3. Buat Pointer-Pointer dari Pokok Bahasan
Tidak seperti saat membaca novel atau cerpen, pada saat membaca sebuah artikel, kebanyakan pembaca hanya akan membaca langsung point-point atau pokok-pokok bahasan yang disampaikan. Sehingga, membuat artikel dengan pointer-pointer akan membuatnya menjadi lebih menarik, daripada menggabungkan sebuah penjelasan dalam satu paragraf.
4. Sampaikan Pokok Pemikiran Utama Pada Awal Artikel
Sebuah penelitian yang meneliti cara membaca artikel di internet, dengan menggunakan alat yang dapat membaca gerakan mata si pembaca, menemukan jika kebanyakan orang saat membaca artikel, lebih fokus pada saat membaca bagian awal artikel. Semakin ke bawah dari bagian artikel tersebut, semakin sedikit yang dibaca, kecuali ada hal yang menarik perhatiannya. Jika diperhatikan polanya menyerupai huruf F, sehingga disebut juga F-Shaped Reading Patern.
Hal tersebut disebabkan karena kebanyakan pembaca ingin memahami isi dari artikel secepat mungkin. Sehingga, apabila pada bagian awal artikel, pembahasan yang disampaikan kurang jelas, tentunya hal tersebut akan membuat bosan pembaca.
Untuk itu kita dapat membuat artikel dengan gaya deduksi, yaitu dengan menempatkan bahasan yang berat dan yang menjadi fokus utama pada awal artikel, semakin ke bawah semakin ringan dan umum bahasannya.
5. Gunakan Font dan Ukuran yang Proposional
Walaupun terlihat sepele, namun jenis font (huruf) dan ukurannya, sangat mempengaruhi minat orang untuk membaca artikel yang kita buat. Sebuah artikel dengan font yang jelas dan ukuran yang pas, akan lebih enak dibaca daripada yang menggunakan jenis font yang nyentrik, apalagi jika ukurannya kecil, otomatis akan membuat pembacanya pusing.
Pada saat ini lebih banyak orang membaca melalui perangkat mobile dari pada melalui PC atau Laptop. Hal tersebut merupakan pertimbangan dalam memilih jenis font dan ukurannya. Walaupun CMS yang kita gunakan sudah “mobile friendly” atau sudah menggunakan tema yang responsif, periksa kembali tampilannya pada layar smartphone, apakah sudah nyaman untuk dibaca atau belum.
6. Menggunakan Media Gambar
Penempatan gambar pendukung dalam sebuah artikel, selain membuat tulisan menjadi lebih menarik, dapat juga digunakan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari artikel tersebut. Misalnya dengan menempatkan grafik atau diagram, keduanya dapat membantu pembaca lebih cepat menangkap informasi yang disampaikan.
Perhatikan ukuran file gambar yang disisipkan ke dalam artikel, jika ukurannya terlalu besar, malah akan memperlambat kecepatan halaman web saat dibuka. Untuk itu kita dapat menggunakan tools yang tersedia secara gratis, misalnya Compress Jpg, untuk memampatkan gambar yang akan digunakan, agar resolusinya tetap tinggi, tetapi ukurannya menjadi lebih kecil.
7. Membaca Kembali Hasil Tulisan
Membaca artikel yang baru dibuat sebelum diterbitkan adalah wajib hukumnya, terutama bagi penulis freelance seperti saya. Sebab jika kita sendiri sudah tidak sanggup untuk membaca artikel yang kita buat, karena membuat pusing atau banyak terdapat typo, bagaimana dengan orang lain yang akan membacanya? Tentunya orang lain akan lebih malas lagi untuk membacanya. Untuk itu, sempatkan membaca hasil tulisan yang kita buat, paling tidaknya sekali, sebelum menerbitkannya.
Membuat artikel yang berkualitas memang erat kaitannya dengan SEO, namun jika ada pembaca yang bertanya kenapa dalam uraian di atas sama sekali tidak membahas SEO. Jawabannya adalah karena dengan membuat artikel seperti cara yang diuraikan di atas, hasilnya sudah memenuhi sekitar 60% - 70% dari proses SEO itu sendiri. Otomatis artikel yang dihasilkan sudah “SEO Friendly”. Selain itu artikel yang membahas SEO baik On Page SEO maupun Off Page SEO, sudah disampaikan terpisah.
Tulisan Terkait :