Menemukan ide menulis, merupakan sebuah tahapan yang perlu dilalui oleh setiap menulis yang ingin menghasilkan sebuah tulisan yang berkualitas. Proses ini merupakan bagian penting dalam membuat sebuah tulisan. Berawal dari sebuah ide, barulah kata-kata dapat mengalir dengan mudah, yang kemudian tinggal dirangkai menjadi sebuah artikel maupun tulisan lain.
Banyak yang bilang jika mencari ide menulis adalah hal yang sulit, dan ada pula istilah yang mengatakan kalau ide tersebut mahal harganya. Sehingga tidak sedikit penulis melakukan berbagai macam hal, demi mendapatkan sebuah ide yang dapat digunakannya dalam sebuah tulisan, bahkan karena sulitnya mendapatkan ide, tidak sedikit yang memilih membayar penulis atau membeli tulisan orang lain, untuk digunakan dalam website atau karya tulis miliknya.
Sebagai sesuatu yang dapat menghasilkan hal-hal besar, ide, memang mahal, bahkan sangat mahal, karena tidak semua orang dapat menghasilkan sebuah ide dari hasil pemikirannya sendiri. Buat kamu yang sedang kesulitan mencari ide menulis, simak cara berikut ini agar lebih mudah pada saat mencari ide baik untuk menulis maupun dalam hal lain.
Pengertian Ide Menulis
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai ide untuk menulis, akan lebih mudah kalau kita mengerti dahulu apa itu “ide”. KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, memaknai ide sebagai gagasan atau sebuah rancangan yang tersusun di dalam pemikiran kita.
Namun bagi diri saya, ide lebih merupakan suatu hasil pemikiran yang diperoleh dari inspirasi (ilham). Sehingga ide menulis bagi saya adalah suatu hasil pemikiran dari sebuah inspirasi tentang tema yang sedang dipelajari saat itu, untuk dituangkan dalam sebuah tulisan.
Sebagai suatu hasil pemikiran, ide-ide yang akan diperoleh sangat dipengaruhi oleh cara kita berpikir. Dan cara berpikir tentang sesuatu, juga dipengaruhi oleh wawasan yang kita miliki. Oleh karena itu, semakin luas wawasan yang kta miliki, maka semakin banyak juga ide-ide yang dapat muncul dari hasil pemikiran kita. Sebaliknya bila wawasan sangat terbatas, maka ide yang dapat kita temukan juga sedikit, bahkan bisa saja tidak ada sama sekali.
Pada dasarnya seorang penulis adalah seorang pemikir yang suka atau rajin menuangkan hasil pemikirannya ke dalam bentuk tulisan. Jadi semakin luas wawasan seorang penulis, maka semakin banyak pula ide menulis yang bisa diperolehnya.
Setelah memahami “ide” itu sendiri, maka semakin mudah bukan, untuk mendapatkan cara dalam mencarinya? Kata kunci untuk mendapatkan ide adalah “berpikir” dan “wawasan”. Dalam hal membuat tulisan, untuk berusaha mendapatkan sebuah ide menulis, kita dapat melakukannya dengan melakukan hal-hal yang dapat merangsang kita untuk berpikir, dan melakukan hal-hal yang dapat menambah wawasan kita tentang hal-hal yang akan kita buat menjadi tulisan.
Berpikir Kreatif - Tepat Sasaran
Sebagai hasil pemikiran, ide menulis dapat diperoleh melalui proses berpikir. Namun berpikir yang bagaimana yang dapat menghasilkan sebuah ide yang dapat dijadikan sebuah tulisan? Jawabannya tidak lain adalah berpikir fokus pada tema yang akan diangkat menjadi sebuah tulisan.
Dalam memikirkan sebuah ide tulisan yang akan dibuat, kita dapat menggunakan teknik 5W+1H, yaitu What (apa), When (kapan), Who (siapa), Where (di mana), Why (kenapa) serta How (bagaimana). Teknik ini dapat digunakan seluruhnya ataupun sebagian saja, tinggal disesuaikan dengan keinginan maupun relevansi dengan tema yang dipilih.
Berikut ini contoh penerapan teknik di atas, dengan menggunakan 3 tahapan dari teknik tersebut, yaitu 2W+1H (What, Why + How).
Memilih Sebuah Topik Tulisan (What)
Banyak topik atau tema yang dapat diangkat menjadi sebuah tulisan, yang mana hal tersebut dapat diambil dari berbagai sumber, misalnya pengalaman, hasil pemikiran maupun wawasan yang diperoleh dari membaca. Semua hal tersebut dapat diangkat menjadi sebuah tulisan, tinggal bagaimana cara kita mengembangkannya agar hasilnya menjadi menarik dan enak untuk dibaca.
Pengertian dari tema sebuah tulisan adalah pokok atau dasar pemikiran dari tulisan tersebut. Jadi pada saat akan memilih tema tulisan, pilihlah yang sudah dipahami dengan baik, sehingga dapat memudahkan kita untuk mencari ide tulisan maupun saat mengembangkannya.
Menetapkan Tujuan Dari Tema Tulisan (Why)
Dari sebuah tema atau topik yang kita pilih, perlu dibuat sebuah tujuan dari tema tersebut, untuk memudahkan kita dalam proses pendalaman materi maupun pengembangan dari ide-ide menulis yang muncul.
Sebuah tema dapat memiliki berbagai macam tujuan, sehingga apabila tidak dibatasi dapat membingungkan kita pada saat mengembangkannya. Misalnya kita memilih tema “memasak makanan” untuk tulisan yang akan kita buat. Tema tersebut masih terlalu luas, sehingga banyak tujuan yang dapat dicapai dengan memasak makanan.
Tujuan yang dibuat, sangat dipengaruhi dari sudut pandang (angle) yang kita gunakan untuk mengkajinya. Sehingga bila tidak dibatasi sejak awal, ke depannya tujuan yang dihasilkan dapat menjadi bias, yang akan membingungkan kita pada saat proses mengembangkan tulisan dari ide-ide menulis yang kita miliki.
Untuk mempermudah proses berpikir maupun mengembangkan ide tulisan yang muncul dari sebuah tema, maka kita perlu membatasinya agar tema tersebut menjadi lebih fokus lagi dengan memilahnya menjadi pokok-pokok pemikiran yang lebih rinci, sesuai angle yang kita gunakan. Barulah dari bagian-bagian tadi kita pilih, mana yang dapat dirangkai menjadi sebuah tulisan.
Misalnya, dari contoh tema “Memasak Makanan”, kita memilih sudut pandang kesehatan, maka tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk membunuh kuman atau bakteri merugikan tanpa menghilangkan kandungan gizi di dalamnya.
Mengembangkan Tema (How)
Pengembangan tema yang sudah kita pilih, tentunya perlu disesuaikan dengan tujuan yang kita tetapkan dari tema tersebut, sehingga hasilnya juga tidak melebar keluar dari sudut pandang yang kita gunakan. Untuk mempermudah dalam prosesnya, kita menguraikan cara atau metode yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Misalnya dari contoh tema “memasak makanan” ditinjau dari angle kesehatan, tujuannya untuk membunuh kuman dan menjaga kandungan gizinya. Untuk mengembangkannya dapat kita mulai dari pertanyaan how (bagaimana), sebagai contoh : “Bagaimana cara memasak makanan yang sehat?”
Pertanyaan tadi, dapat dikembangkan lagi dengan membuat pertanyaan-pertanyaan lanjutan dengan menggunakan kembali teknik 5W+1H, misalnya :
- Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk memasak makanan sehat?
- Bagaimana agar kuman merugikan mati saat makanan dimasak?
- Bagaimana cara agar bahan makanan yang dimasak, kandungan gizinya tidak berkurang?
Kalau ide menulis sudah terurai menjadi pokok-pokok pemikiran seperti dalam contoh di atas, tentunya tidak akan sulit untuk menguraikannya, apabila kita memiliki wawasan yang cukup, baik tentang tema maupun angle yang digunakan.
Menambah Wawasan Materi Tulisan yang Akan Dibuat
Sebagai seorang penulis, berarti kita telah siap untuk menjadi seorang pemikir, karena sebuah tulisan yang berkualitas pada dasarnya dihasilkan melalui pengembangan pokok-pokok pemikiran sebuah ide menulis yang diperoleh dari suatu hasil pemikiran. Sehingga untuk memudahkan dirinya di dalam prosesnya, seorang penulis perlu memiliki wawasan tentang tema atau materi tulisan yang akan dibuatnya.
Semakin luas dan mendalam wawasan terhadap suatu tema tulisan yang dimiliki oleh seorang penulis, maka semakin mudah juga baginya untuk mendapatkan ide menulis pada tema tersebut. Sebaliknya, jika seorang penulis hanya memiliki sedikit wawasan tentang suatu tema tulisan, maka akan semakin sulit juga untuk mencari ide dari sebuah tema yang akan ditulis. Sehingga memperkaya wawasan atau pengetahuan bagi seorang penulis, merupakan sebuah hal penting yang perlu dilakukannya.
Untuk menambah wawasan, sebagai penulis kita dapat melakukan riset pada sebuah tema yang akan dijadikan tulisan. Riset yang dimaksud di sini adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh suatu pemahaman atas tema yang sedang diteliti.
Melakukan sebuah riset untuk bahan menulis dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain.
1. Membaca
Membaca literatur yang berhubungan dengan tema yang akan dibuat tulisan, merupakan kegiatan yang paling umum dilakukan oleh para penulis. Selain tidak membutuhkan banyak biaya, waktu yang diperlukan juga tidak terlalu banyak, dibandingkan melakukan riset dengan cara lain.
Membaca pada saat melakukan riset tulisan dapat dikatakan sebagai studi pustaka, yang tentunya berbeda dengan sekedar membaca tulisan saja. Pada riset tulisan dengan cara membaca, kita mempelajari literatur-literatur sesuai tema yang dipilih, untuk menghasilkan suatu pengertian pada diri kita tentang materi tersebut.
Misalnya, jika kita ingin membuat tulisan tentang “memasak makanan sehat”, maka dalam riset membaca yang kita lakukan, kita mencari tahu apa saja yang berhubungan dengan hal tersebut. Caranya dapat menggunakan teknik 5W+1H, seperti yang sudah diuraikan di atas.
Sehingga apabila kita telah memahami baik tujuan, cara dari memasak makanan yang sehat, maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan kegiatan tersebut, maka ide untuk menulis tentang memasak makanan dapat dicari dengan mudah.
2. Melakukan Survey
Survey dalam riset tulisan, tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tema yang sedang dipelajari. Sehingga untuk mendapatkan suatu gambaran jelas tentang sebuah tema yang kita pelajari, pada saat survey kita perlu melakukan wawancara, diskusi maupun pengamatan langsung objek-objek yang berhubungan dengan tema yang sedang dipelajari.
Berdiskusi untuk riset tulisan tentunya berbeda dengan diskusi untuk membahas pendapat yang kita miliki, dan sangat berbeda denga debat untuk mempertahankan pendapat atau adu argumen. Berdiskusi dalam riset tulisan dengan nara sumber yang kita wawancarai, tujuannya untuk menggali penjelasan lebih lanjut dari hasil wawancara yang sudah dilakukan. Sehingga diri kita dapat lebih mudah dalam memahami hasil dari wawancara yang sudah dilakukan.
Misalnya dari tema “memasak makanan sehat”, kita melakukan survey ke berbagai tempat yang diperkirakan melakukan kegiatan tersebut seperti rumah sakit, restoran, dan mewawancarai pelaku kegiatannya. Hasil wawancara tersebut setelah dipelajari, kita tanyakan atau diskusikan kembali dengan nara sumbernya.
Dengan demikian kita lebih mudah memahami tujuan, cara maupun tempat untuk memasak makanan sehat, yang dilakukan oleh para nara sumber, serta kita juga mengetahui bahan apa saja yang dibutuhkan untuk memasak makanan sehat.
3. Melakukan Uji Coba
Melakukan riset menulis yang dilengkapi dengan sebuah uji coba atau eksperimen, selain dapat mempermudah kita untuk memahami suatu tema, juga dapat memperdalam wawasan suatu tema yang telah kita miliki.
Misalnya dari contoh tema “cara memasak makan sehat”, setelah mendapatkan pengertian dari studi pustaka maupun hasil survey, hal tersebut kita praktekkan sendiri untuk menguji kebenaran dari pemahaman yang telah kita peroleh.
Biasanya selain dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif, pada saat melakukan uji-coba, kemungkinan besarnya banyak ide-ide baru bermunculan.